Analisis Semiotika Tarian Tide-Tide Suku Galela Di Desa Bere-Bere Kecamatan Morotai Utara Kabupaten Pulau Morotai
Abstract
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosesi tarian tide-tide biasanya di lakukan pada saat pernikahan dan acara atau lomba yang diadakan baik itu di Sekolah maupun di Desa. Ketika acara akan dimulai para peronggeng (penari) dipersilahkan duduk di kursi yang telah disediakan, aturannya. Ketika para peronggeng (penari) telah duduk di kursi masing-masing, tidak boleh berpindah tempat dari tempat duduk yang satu ke tempat duduk yang lain, siapa pun dia boleh melakukan tarian tide-tide pada saat musik dimainkan, seorang pria yang datang meminta dan mengajak wanita pilihannya untuk menjadi pasangan dalam melakukan ronggeng (tarian) dan saling memberikan hormat. Pada tarian ini ada satu orang sebagai komando (pemimpin) yang memandu jalannya ronggeng (tarian). Tarian Tide-Tide ini terus berlangsung hingga musiknya berhenti. Jika musik diputar kembali maka masing-masing pasangan yang sama bisa melakukan tarian atau bisa mengganti pasangan yang berbeda, hal ini di lakukan berulang kali sampai berakhirnya acara. Proses tarian yang dilakukan pada saat lomba yaitu pada saat memulai tarian masing-masing penari memberikan hormat pada dewan juri. Tarian Tide-Tide terus dilakukan hingga musiknya selesai. Tariannya di tutup dengan hormat kepada masing-masing penari dan juri sebagai tanda berakhirnya tarian.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adam, R., Deeng, D., & Damis, M. (2022). Perubahan Makna Tarian Cakalele Pada Masyarakat Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. HOLISTIK, Journal of Social and Culture.
Alex, S. (2009). Analisis Teks Media; Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Elvansyah, I. H., Nuriyhasna, G., Arisman, A. Z., & Widias, M. I. (2022). Mengenal Kesenian Bambu Gila Dari Tanah Maluku. SOSIO EDUKASI Jurnal Studi Masyarakat dan Pendidikan, 6(1).
JOHO, F. (2022). Perkembangan Cakalele Di Kecamatan Galela Barat 1990-2021 (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS KHAIRUN).
Konofo, J. (2022). Pelestarian Seni Tari Tide Tide Di Kecamatan Galela Selatan Kabupaten Halmahera Utara (Doctoral dissertation, Universitas Khairun).
Mussy, T. O. (2022). Analisis Deskriptif Makna Budaya Dalam Tarian Tide-Tide Di Desa Tobe Kecamatan Tobelo Selatan (Doctoral dissertation, Universitas Khairun).
Nanuru, R. F. (2019). Orom Sasadu: Hakikat dan Maknanya Bagi Masyarakat Suku Sahu Di Halmahera Barat, Maluku Utara. Jurnal Filsafat, 29(1), 66-101.
Nurjaman, E. (2020). Dinamika Interaksi Sosial Pada Paguyuban Pasundan Di Kota Ternate. Al-Mishbah: Jurnal Ilmu Dakwah Dan Komunikasi, 15(1), 67-80. doi:10.24239/al-mishbah.Vol15.Iss1.151
Ramdani, A. H. (2016). Analisis Semiotika Foto Bencana Kabut Asap (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
Safi, R., & Hi, A. (2020). Pandangan Masyarakat Desa Tabalema Terhadap Tradisi Togal (Studi Kasus Masyarakat Tabalema Kecamatan Mandioli Selatan Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara) (Doctoral dissertation, IAIN Ambon).
Syawal, M. R., & Hendrakusumah, E. (2023). Revitalisasi Desa Adat Budaya Hibua Lamo di Desa Kakara Lamo Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota, 17-28.
Sobur, A. (2001). Analisis teks media: suatu pengantar untuk analisis wacana, analisis semiotik dan analisis framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Takalumang, L. M., & Bira, J. (2021). Pengaruh Musik Juk Terhadap Petani Di Desa Naga Kecamatan Ibu Halmahera Barat Maluku Utara. Kompetensi, 1(09), 795-801.
Wulandari, R. T. (2015). Pengetahuan koreografi untuk anak usia dini. Universitas Negeri Malang.
DOI: http://dx.doi.org/10.46339/altadabbur.v9i1.1124
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Safira Sidogu
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.