Al-Nahyu Dan Relevansinya Terhadap Transaksi Muamalah (al-Ashlu Fin Nahyit lit-Tahrim, Illa Ma Dalla ad-Dalilu ‘Ala Khilafihi)
Abstract
Hukum adakalanya bersangkutan dengan perbuatan mukallaf, yang merupakan tuntutan untuk melakukan sesuatu yang disebut dengan istilah al-Amr, atau tuntutan untuk meninggalkan sesuatu yang dikenal dengan istilah al-Nahyu. Baik perintah (al-Amr) ataupun larangan (al-Nahyu), masing-masing mempunyai konsekuensi, seperti janji pahala atau ancaman hukuman di akhirat. Perintah dan larangan didalamnya selalu menawarkan balasan berupa surga dan neraka. Spesifik terhadap larangan (al-Nahyu), para ulama’ ushul sepakat bahwa dalalah nahy adalah tuntutan untuk meninggalkan sesuatu, tidak bisa beralih makna, kecuali ada qarinah. Jumhur ulama menetapkan bahwa asal hukum larangan itu haram, sebab setiap larangan mengakibatkan kerusakan, kecuali ada dalil yang membedainya. Dalam kaitan itu, maka tulisan ini akan membahas tentang larangan serta pengecualiannya keterkaitannya dengan transaksi Islam. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan menggunakan analisis data primer yang diambil dari kajian atau literatur kepustakaan. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa penetapan hukum terhadap larangan (nahy) suatu perbuatan, maka ulama bersandar pada al-Qur’an dan hadis serta merujuk pada kaidah ushul fiqh kaidah ushul fiqih tentang “al-Ashlu Fin Nahyit lit-Tahrim, Illa Ma Dalla ad-Dalilu ‘Ala Khilafihi”. Atas dasar itu, jumhur ulama bersepakat bahwa dalalah nahy adalah untuk menuntut meninggalkan sesuatu, tidak bisa beralih makna, kecuali ada qarinah.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
dkk. (2000). Ushul Fiqih I, Pustaka Setia,Bandung.
---------------------. (2006). Fiqh Muamalah. Bandung: Pustaka Setia.
al-Amidiy. (1968). al-Ahkam Fi Ushul al-Ahkam. Juz II Mesir. Muhammad Ali Shabih.
al-Jauzah, Abu. (t.th.). “al-‘Ilm Muktaliful Hadits” dalam http : ///www Pendidikan Islam.com. diakses, 28 September 2017
al-Shawi, Shalah dan al-Mushlih, Abdullah. (2004). Fikih Ekonomi Keuangan Islam (terj.). Jakarta: Darul Haq.
Bayanuni. (1986). Memahami Hakekat Hukum Islam, t.tp: Pustaka Azet.
Firdaus. (2004). Ushul Fiqh, Jakarta: Zikrul Hakim..
Haq, Hamka. (1998). Falsafah Ushul Fiqhi. Ujungpandang: Yayasan al-Ahkam.
Ibn Zakariyah, Abi al-Husain ibn al-Fariz. (1972). Mu’jam Maqayis al-Lughah, Juz V. Mesir: Maktabah Musthafa al-Babi al-Halabi Wa al-Audah
Karim, Adiwarman. (2007). Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, Ed. 3-4. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Khalaf, Abdul Wahab. (1997). Ilmu Ushul Fiqh, Bandung: Gema Insani Risalah Press.
Mugniyah, Muhammad Jawad, (1975). Ilmu Ushul Fiqhi, Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin.
Romli. (1999). Muqaranah Mazahib Fil Ushul, Jakarta: Gaya Media Pratama.
Rusyd, Ibn. (t.th.). Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, (Kairo: Dar el-Fikr,.
Syafi’i, Rahmat. (1999). Ilmu Ushul Fiqih. Pustaka Setia: Bandung.
Toatubun, Maimunah. (2006). “Memahami Kalimat Perintah dan Larangan dalam Teks Hukum Islam” Tahkim, Jurnal Syariah dan Hukum, Vol 2..
Uman, Chaerul dan Aminudin, Achyar. (2001). Ushul Fiqih II, Pustaka Setia,Bandung.
Usman, Muhlish. (1996). Kaidah-kaidah Ushuliyyah dan Fiqhiyah, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Wahbah al-Zuhaily. (t.th.). Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, al-Mujallad al-Rabi’ah. Kairo: Dar el-Fikr, tth.
DOI: http://dx.doi.org/10.44633/an-nizam.v15i1.669
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 AN-NIZAM
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats